Alloohumma innii as-aluka binuuri wajhillaahil ‘azhiim, alladzii mala`a arkaana ‘arsyillaahil ‘azhiim, waqaamat bihii ‘awaalimulloohil ‘azhiim, an tushalliya ‘alaa sayyidinaa muham-madin dzil qadril ‘azhiim, wa ‘alaa aali nabiyyillaahil ‘azhiim biqadri ‘azhamati dzaa-tillaahil ‘azhiim, fii kulli lamhatin wanafasin ‘adada maa fii ‘ilmillaahil ‘azhiim. Shalaatan daa-imatan bidawaamillaahil ‘azhiim, ta’zhiiman lihaqqika yaa maulaanaa, yaa muhammad, yaa dzal khuluqil ‘azhiim, wasallim ‘alaihi wa ‘alaa aalihii mitsla dzaalik. Wajma’ bainii wabainahuu kamaa jama’ta bainar-ruuhi wan-nafsi zhaa-hiran wabaathinan, yaqzhatan wamanaaman. Waj’alhu yaa rabbi ruuhan lidzaatii min jamii’ail wujuuhi fiddunyaa qablal aakhirati yaa ‘azhiim.
Artinya : Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan Nur ‘Wajah’ Allah yang Agung, yang memenuhi tiang-tiang penyanggah ‘arasy Allah Yang Maha Agung; yang dengan (perantaraan Nur Allah tersebut) terciptalah seluruh alam semesta Allah Yang Maha Agung. Kiranya Engkau melimpahkan rahmat ta’zhim kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang memiliki kedudukan yang agung, dan juga kepada keluarga Nabi Allah yang besar, berkat kedudukan Keagungan Dzat Allah Yang Maha Agung. Shalawat yang terus menerus berkat Keabadian Alah Yang Maha Agung, sebagai Pengagungan terhadap Hak-hak-Mu, wahai Tuhan kami. Wahai Muhammad! Wahai Pemilik budi pekerti yang agung! Dan limpahkan salam sejahtera kepada beliau dan keluarganya seperti itu. Kumpulkanlah antara aku dan beliau, sebagaimana Engkau kumpulkan antara ruh dan jiwa, zhahir dan bathin, bangun dan tidur. Serta jadikanlah beliau, wahai Tuhanku, sebagai ruh bagi jasadku dari seluruh segi di dunia sebelum akhirat, Wahai Yang Maha Agung
Shalawat ‘Azhimiyyah As Sayyid Ahmad bin Idris Shalawat ini di ajarkan oleh baginda Rasullullah Muhammad saw dan Nabi Khidir as kepada beliau Sayyid Ahmad bin Iddris melalui jalan Kasyaf (terbukanya mata hati dengan izin Allah).
Sayyid Habib Muhammad Al-Haddar mengatakan : “Barang siapa membaca shalawat Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu Nabi saww. “.
Sayyid Muhammad Alwi al Maliki berkata : “Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi saww.”. (Habib Husin Muhammad Syadad bin Umar, Do’a-do’a bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah).
Habib Ahmad bin Hasan ra. berkata: “Aku memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengannya, ia berkata kepadaku : ‘ketika jasadku diletakkan di kubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung (Azhimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah rasa takut dari hatiku”.
Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini. Al Arif billah Habib Abu Bakar bin Abdullah ‘Atthas memperoleh shalawat ini dari SAYYID AHMAD BIN IDRIS secara langsung . Beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpannya dalam tas pakaian. Sewaktu berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir batin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar. habib abu Bakar berkata kepadanya, ” Tas ku ini hanya berisi pakaian dan shalawat”. habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy.
Sayid Ahmad Syarif as-Sanusi ra. meriwayatkan bahwa Sayid Muhammad bin Ali as-Sanusi ra. suatu ketika menerangkan keutamaan membaca Shalawat ‘Azhimiyyah, bahwa sesungguhnya membaca Shalawat ‘Azhimiyyah sekali menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala-ilul Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan mengapa demikian? Karena keutamaan Shalawat ‘Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para guru-guru ra. (yang meriwayatkannya).
Ada yang mengatakan barangsiapa mendawamkan shalawat ‘Azhimiyyah ini dengan istiqomah minimal setiap harinya 1 kali (dibaca 1x habis shalat) maka apabila ia mati maka kuburannya akan disinari dengan cahaya/lampu dari syurga dan dilapangkan kuburnya.
IJAZAH SHALAWAT AZHIMIYAH
Dan telah berkata bahwasanya: Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan Shalawat Azhimiyyah ini bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, yang insya Allah ijazah ini sambung menyambung sampai ke Asy Syaikh Ahmad bin Idris (Tarekat Idrisiyyah) dan terus ke Nabi Muhammad saw yang alfaqir dapatkan dari Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al Maliki Al Hasani dan Asy Syaikh Shalih bin Muhammad bin Shalih Al-Ja’fari Al-Husaini.
Silahkan teman-teman untuk menghafal dan mengamalkanya shalawat ini karena sudah di ijazahkan secara taam (sempurna) untuk seluruh kaum muslimin.
Dan tidak ada kewajiban untuk teman-teman percaya atau tidak mengeni khasiat/keutamaan shalawat ini tapi alangkah bijaksananya jika kita selalu berhusnudzon (berbaik sangka) terhadap ulama/wali-Nya dan menyerahkan semua urusan kepada Allah. Tapi yang harus kita percayai dan kita yakini bahwanya membaca shalawat adalah suatu hal yang sangat di anjurkan, karna Allah dan para Malaikatnya sendiri senantiasa membaca shalawat.
Firman Allah :
Artinya: “Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang”.(Surat Al-Ahzâb ayat 43)
Dan Firman Allah :
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Surah Al-Ahzâb ayat 56:)
Maksud Allah bershalawat kepada Nabi Saw. adalah dengan memberi rahmat-Nya; bershalawat malaikat kepada Nabi Saw. dengan memintakan ampunan; sedangkan bershalawatnya orang-orang mu’min kepada Nabi Saw. dengan berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan per-kataan “Allâhumma Shalli ‘alâ Muhammad”
Al-Hadits :
Artinya: “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena sha-lawatmu itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) untukmu.” (HR. IbnMurdaweh)
Dan Al-Hadits :
Artinya: “Saya mendengar Nabi Saw. Bersabda janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburanku sebagai per-sidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada.” (HR. Al-Nasâ’i, Abû Dâud dan dishahihkan oleh Al-Nawâwî).
Diterangkan oleh Abû Dzar Al-Harawî, bahwa perintah shalawat ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Ada yang berkata pada malam Isra’ dan ada pula yang berkata dalam bulan Sya’ban. Dan oleh karena itulah bulan Sya’ban dinamai dengan “Syahrush Shalâti” karena dalam bulan itulah turunnya ayat 56, Surah ke-33 Al-Ahzâb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar